Neraca Pembayaran
Indonesia (NPI) triwulan III 2016 mencatat peningkatan surplus yang signifikan, ditopang
oleh menurunnya defisit transaksi berjalan dan meningkatnya surplus transaksi
modal dan finansial. Surplus NPI tercatat sebesar US$5,5 miliar, meningkat
signifikan dibandingkan dengan surplus sebesar US$2,2 miliar pada triwulan
sebelumnya. Perkembangan ini menunjukkan semakin baiknya keseimbangan eksternal
perekonomian dan turut menopang berlanjutnya stabilitas makroekonomi.
Penurunan defisit
transaksi berjalan didorong oleh perbaikan neraca perdagangan barang dan jasa. Defisit
transaksi berjalan menurun dari US$5,0 miliar (2,2% PDB) pada triwulan II 2016
menjadi US$4,5 miliar (1,8% PDB) pada triwulan III 2016. Penurunan tersebut
ditopang oleh kenaikan surplus neraca perdagangan nonmigas sejalan dengan
meningkatnya harga ekspor komoditas primer dan menurunnya impor nonmigas, serta
menyempitnya defisit neraca perdagangan migas seiring dengan meningkatnya
ekspor gas. Selain itu, defisit neraca jasa juga menurun terutama karena
surplus neraca jasa perjalanan yang meningkat pada triwulan laporan.
Surplus transaksi
modal dan finansial terus meningkat, didukung oleh sentimen positif terhadap
prospek perekonomian domestik dan meredanya risiko global. Surplus
transaksi modal dan finansial pada triwulan III 2016 mencapai US$9,4 miliar,
lebih besar dibandingkan dengan surplus pada triwulan II 2016 sebesar US$7,6
miliar maupun surplus pada triwulan I 2016 sebesar US$4,4 miliar. Peningkatan
ini terutama
ditopang oleh aliran masuk modal investasi langsung yang meningkat signifikan
menjadi US$5,2 miliar, dipengaruhi oleh neto penarikan utang korporasi
antar-afiliasi pada triwulan III 2016 setelah pada triwulan sebelumnya mencatat
neto pembayaran utang.
Di samping itu, meski menurun dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya, surplus investasi portofolio masih tercatat dalam jumlah
yang besar, didukung oleh sentimen positif terkait implementasi Undang-Undang
Pengampunan Pajak yang berjalan dengan baik. Surplus investasi portofolio
terutama berasal dari pembelian SBN rupiah dan saham oleh investor asing yang
meningkat serta net inflows dari penjualan surat utang asing oleh
penduduk. Selain itu, defisit investasi lainnya tercatat lebih rendah ditopang
oleh neto penarikan pinjaman luar negeri pemerintah dan neto penarikan simpanan
penduduk di luar negeri.
Perkembangan NPI
tersebut pada gilirannya memperkuat cadangan devisa. Posisi cadangan
devisa meningkat dari US$109,8 miliar pada akhir triwulan II 2016 menjadi
US$115,7 miliar pada akhir triwulan III 2016. Jumlah cadangan devisa tersebut
cukup untuk membiayai kebutuhan pembayaran impor dan utang luar negeri
pemerintah selama 8,5 bulan dan berada di atas standar kecukupan internasional.
Ke depan, Bank
Indonesia meyakini kinerja NPI tetap baik, didukung oleh
bauran kebijakan moneter dan makroprudensial yang berhati-hati, serta penguatan
koordinasi kebijakan dengan Pemerintah dalam mendorong percepatan reformasi
struktural guna meningkatkan iklim investasi dan daya saing ekonomi. Bank
Indonesia juga akan terus mewaspadai berbagai risiko eksternal dan domestik
yang dapat memengaruhi kinerja neraca pembayaran secara keseluruhan.
0 comments:
Post a Comment