
Komponen volatile foods (VF) mencatat inflasi secara bulanan sebesar 0,32% (mtm)
atau secara tahunan 8,15% (yoy). Inflasi komponen ini terutama
bersumber dari peningkatan harga
komoditas daging ayam ras, telur
ayam ras, dan minyak goreng, seiring dengan meningkatnya permintaan menjelang
bulan Ramadhan. Namun, inflasi VF
tertahan dengan menurunnya harga komoditas lainya, seperti cabai
merah, beras, dan tomat sayur. Komponen administered prices (AP) secara
bulanan mencatat inflasi sebesar
0,27% (mtm), atau secara tahunan mencatat deflasi sebesar 0,95%
(yoy). Inflasi bulanan komponen AP
tersebut terutama didorong oleh kenaikan tarif angkutan udara.
Sementara itu, inflasi
inti tercatat sebesar 0,23%
(mtm) atau 3,41%
(yoy), sejalan dengan terjaganya
ekspektasi inflasi dan masih terbatasnya permintaan domestik.
Ke
depan, inflasi diperkirakan akan tetap
terkendali dan berada pada sasaran inflasi 2016, yaitu 4±1%
(yoy). Koordinasi kebijakan pemerintah dan Bank Indonesia dalam mengendalikan
inflasi akan terus diperkuat,
khususnya dalam mengendalikan tekanan inflasi pada bulan Ramadhan dan Lebaran. Koordinasi akan
difokuskan pada upaya menjamin pasokan, khususnya berbagai bahan
kebutuhan pokok, dan menjaga ekspektasi inflasi.
Untuk
informasi selengkapnya, Bapak/Ibu dapat mengakses Siaran Pers BI tanggal 1 Juni 2016 di website
Bank Indonesia pada menu Ruang Media > Siaran Pers atau pada link Bank Indonesia berikut.
0 comments:
Post a Comment