728x90 AdSpace

  • Latest News

    Powered by Blogger.
    Tuesday, June 30, 2015

    Apakah Resesi Bakal Terjadi?

    JAKARTA - Indonesia dinilai tengah dihadapkan pada periode resesi ekonomi ketika lima indikator makroekonomi menunjukkan arah yang sama. Untuk itu, pemerintah diminta untuk memperpendek siklus resesi ini dan membawa perekonomian segera ke periode pemulihan.

    Indonesia Green investment collectives (lGIco) Advisory, lembaga konsultan ekonomi bisnis, merekam enam gejala yang diyakini mencerminkan Indonesia masuk ke dalam siklus resesi. Kelima gejala itu adalah harga komoditas, Suku Bunga, indeks harga saham gabungan, cadangan devisa dan harga Properti.

    Chief Economist and Strategist IGIco Advisory Martin Panggabean mengungkapkan resesi sudah menghampiri Indonesia sejak akhir 2013 atau berakhirnya era commodity supenycles. Ketika itu, lanjutnya, harga komoditas merosot tajam yang menyeret seluruh indikator Iain.

    Dia mencontohkan, pada kuartal pertama Suku Bunga pinjaman sampai 12,8% yang menekan pertumbuhan kredit menjadi 9,7% dan koreksi IHSG adalah dampak dari periode ini.

    Dengan presentasi yang menampilkan empat kuadran perlambatan, ekspansi, pemulihan dan resesi, mantan Kepala Ekonom bank Mandiri ini menunjukkan kombinasi seluruh leading economic indicator (LEI) Indonesia hingga Maret 2015 berada pada kuadran resesi.

    "Secara empiris, data-data menunjukkan kalau kita telah berada dalam periode resesi. Misalnya, di kota-kota besar penjualan Properti sudah terpangkas hampir 50%," ungkap Martin, Selasa (16/6).

    Untuk itu, ujar Martin, pemerintah perlu membuat pertahanan dari faktor global yang dimotori oleh spekulasi percepatan normalisasi moneter Amerika Serikat, diiringi perlambatan ekonomi Eropa dan China. Isu ini, lanjutnya, akan bertahan dalam jangka menengah.

    Melihat kondisi di atas, dia mengatakan pemerintah harus segera melakukan diversifikasi negara tujuan ekspor dan menghindari China dan Eropa, atau " memperbesar volume ekspor ke negara-negara yang tengah menjalani pemulihan, seperti India, AS dan Jepang.

    Selain itu, Martin menuturkan volume ekspor harus ditingkatkan guna mengompensasi turunnya harga. IGIco memprediksi indeks harga batubara dan minyak kelapa sawit (CPO) tidak akan bergerak signifikan pada 2016 dibandingkan dengan tahun ini.

    Sementara dari sisi moneter, dia berargumen Bank Indonesia perlu sangat berhati-hati, baik dalam menaikkan atau menurunkan Suku Bunga. Apabila bank sentral melakukan penaikan untuk merespons the Fed, maka itu harus dilakukan secara bertahap.

    Dari sisi permintaan, Martin menuturkan komponen konsumsi yang menjadi pilar utama pertumbuhan PDB juga berada dalam kondisi kritis.

    Namun, bersama komponen investasi, dia berpendapat aspek ini masih bisa ditolong apabila pemerintah mampu segera menjalankan program-program belanja.

    IGIco menggarisbawahi beberapa kementerian yang perlu segera memperbaiki kinerja untuk menahan perlambatan pertumbuhan di antaranya Kementerian Kelautan dan Perikanan bisa menopang dari sisi ekspor hasil perikanan.

    "Banyak daerah yang sangat lambat mekkukan belanja. Saya kira Kementerian Keuangan telah mencairkan, tapi yang merealisasikan kan daerah," kata Martin.

    (Arys Aditya)


    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 comments:

    Post a Comment

    Item Reviewed: Apakah Resesi Bakal Terjadi? Rating: 5 Reviewed By: Jazari Abdul Hamid

    Popular Posts

    Scroll to Top