
Perkotaan memegang peranan penting dalam perekonomian nasional, berdasarkan data BPS, perkotaan di Indonesia memberikan kontribusi sebesar 44% dari PDRB nasional. Namun di sisi lain, berbagai permasalahan perkotaan akan menimbulkan sisi negatif aglomerasi (diseconomies of agglomeration). Permasalahan kota tersebut perlu diatasi dengan solusi pintar, yaitu melalui penerapan smart city.
Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) serta penerapan elektronifikasi merupakan aspek penting menuju implementasi konsep smart city dan secara signifikan akan memperbaiki pelayanan pemerintah kota untuk menghasilkan proses kerja yang lebih efektif dan efisien. Penerapan elektronifikasi tersebut meliputi berbagai sektor, antara lain tata kelola pemerintahan (e-government), layanan pembayaran (e-payment), layanan publik (e-service), e-commerce, dan lainnya.
Dalam pemaparannya, Ronald Waas menyampaikan bahwa sebagai otoritas sistem pembayaran, Bank Indonesia mendukung dan berperan aktif untuk terwujudnya smart city melalui sistem pembayaran yang aman, lancar dan efisien. Langkah-langkah yang dilakukan dalam mendorong elektronifikasi sistem pembayaran (non tunai) adalah melalui penyediaan infrastruktur, instrumen, mekanisme dan regulasi serta program-program yang dapat mendukung perubahan perilaku masyarakat untuk mengunakan non tunai.
Dengan penerapan elektronifikasi khususnya untuk sektor layanan pembayaran (e-payment) diharapkan dapat meningkatkan aktivitas ekonomi daerah dan governance pemda serta peningkatan daya saing dan sustainable city.
Informasi di atas juga dapat dilihat di website Bank Indonesia pada menu Ruang Media > Info Terbaru atau pada link berikut.
0 comments:
Post a Comment