Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menilai publik saat ini lebih suka dengan berita negatif tentang pemerintah. Padahal, ada banyak pencapaian yang dilakukan pemerintah. Dalam bidang pertanian misalnya, pemerintah telah berhasil meningkatkan ekspor sejumlah komoditas. Hal ini diungkapkan Amran saat dikonfirmasi wartawan mengenai potensi impor yang dilakukan pemerintah pada 2016.
"Aku tanya, apakah selama 15 bulan pemerintahan ini, ada impor di daerah kalian? Coba dibalik pertanyaannya, apalagi komoditas yang mau diekspor?” tukas Amran di sela kunjunganya di Desa Rambigundam Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember, Rabu (3/2/2016).
Dia menuturkan, capaian yang dilakukan pemerintah selama ini sangat banyak. Namun publik lebih ingin membahas kemerosotan prestasi. "Tahun lalu, bawang merah kita ekspor 4.000 ton. Sedangkan tahun ini ekspor meningkat 8.000 ton,” sebutnya.
"Impor bawang putih dulu sebanyak 66.000 ton. Sekarang hanya sekitar 14.000– 15.000 ton. Ekspor jagung dulu 37.000 ton menjadi 252.000 ton. Bahkan data kami sebanyak 400.000 ton. Artinya, ada kenaikan sekitar 1.800%,” imbuh Amran. Menurut dia, publik lebih fokus pada pembahasan kemunduran pembangunan negara. Dia mencontohkan, dengan dirilisnya data peningkatan angka kemiskinan dan tingginya impor, publik akan langsung membenarkan datanya.
"Tetapi jika ada data mengenai produksi pertanian meningkat, datanya justru diragukan. Sudahlah, harus hati-hati bicara, biar kita tenang semua," ungkap Amran. Walaupun demikian, pihaknya sepakat dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebutkan inflasi tahunan Indonesia tahun 2015 lalu sebesar 3%. “Inflasi 3% secara tahunan. Faktornya pengaruh pertanian, saya sepakat. Untuk menyelesaikan masalah itu, kami sudah melakukan koordinasi dengan Kemendag (Kementrian Perdagangan) satu minggu dua kali. Kita harus saling bahu membahu mengangkat pangan Indonesia,” tandasnya.
0 comments:
Post a Comment