
Kepala BPS Suryamin mengungkapkan angka realisasi ini sama persis seperti periode yang sama di tahun lalu. Sementara untuk inflasi tahun kalender teratat sebesar 1,90 persen, inflasi year on year (yoy) 7,26 persen, inflasi komponen inti 0,34 persen, dan inflasi komponen inti yoy 4,86 persen.
Menurut dia, dari 82 kota Indeks Harga Konsumen (IHK), 80 kota IHK mengalami inflasi dan dua kota IHK mengalami deflasi. "Inflasi tertinggi terjadi di Pangkal Pinang sebesar 3,18 persen, dan terendah di Pematang Siantar 0,06 persen. Sementara yang mengalami deflasi yakni Marauke 0,65 persen," kata Suryamin, dalam konferensi pers, di BPS, Jakarta Pusat, Senin (3/8/2015).
Menurut Suryamin, peningkatan inflasi utamanya dipicu oleh dua komponen pengeluaran yakni bahan makanan yang inflasinya mencapai 2,02 persen di mana andilnya 0,40 persen. Yang kedua yakni transportasi dengan andilnya 0,35 persen dan tingkat inflasinya 1,74 persen.
"Transportasi cukup besar memberikan andil. Pada Juli 2015 ada dua momen yang bisa memengaruhi transportasi yakni sebelum Lebaran ada arus mudik dan setelah Lebaran ada arus balik. Pada makanan, kebutuhan saat bulan puasa, bahan makanan sangat memengaruhi sehingga secara keseluruhan dua komponen ini memiliki pengaruh," terang dia.
Untuk kelompok pengeluaran lainnya seperti makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau andilnya sebesear 0,09 persen di mana inflasinya 0,51 persen; Perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar andilnya 0,03 persen inflasinya 0,13 persen; sandang andilnya 0,02 persen inflasinya 0,39 persen, kesehatan andilnya 0,02 persen inflasinya 0,36 persen ; serta pendidikan, rekreasi, dan olahraga dengan andil 0,02 persen dan inflasinya 0,34 persen.
ABD
0 comments:
Post a Comment