JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengaku tidak ada permintaan kemudahan-kemudahan atau insentif dari PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI). "Tidak ada. Dia cuma lihat pasar Indonesia. Itu adalah insentif terbesar yang tidak dimiliki negara lain," aku Rachmat, saat ditemui di kantornya, Jakarta, Senin (9/3/2015).
Rachmat lebih lanjut mengatakan, jika Isuzu bisa menjaga potongan kue pasar yang dia miliki saat ini, itulah insentif yang sebenarnya. "Kalau dia jaga pasarnya, dia bisa mengisi. Pasar inilah modal kita," kata Rachmat.
Siang tadi, Presiden Direktur Isuzu Yohannes Nangoi menyambangi kantor Kementerian Perdagangan untuk mengundang Rachmat dalam peresmian pabrik Isuzu yang baru di Karawang Timur, Jawa Barat. "Investasi untuk pabrik ini Rp 1,7 triliun. Kalau perlu bisa dikembangkan karena ini modular, bisa berlanjut nanti investasinya," kata Yohannes.
Rencananya, pabrik baru ini memiliki kapasitas terpasang 52.000 unit truk, dan ditargetkan berproduksi sebanyak 26.000 tahun ini. Dari jumlah itu, 20 persen di antaranya atau sekitar 6.000 unit truk bakal diekspor ke negara-negara berkembang. "Negara berkembangnya seperti Afrika Selatan, Amerika Latin, Eropa Timur, dan ASEAN," ujar Yohannes.
Rachmat lebih lanjut mengatakan, jika Isuzu bisa menjaga potongan kue pasar yang dia miliki saat ini, itulah insentif yang sebenarnya. "Kalau dia jaga pasarnya, dia bisa mengisi. Pasar inilah modal kita," kata Rachmat.
Siang tadi, Presiden Direktur Isuzu Yohannes Nangoi menyambangi kantor Kementerian Perdagangan untuk mengundang Rachmat dalam peresmian pabrik Isuzu yang baru di Karawang Timur, Jawa Barat. "Investasi untuk pabrik ini Rp 1,7 triliun. Kalau perlu bisa dikembangkan karena ini modular, bisa berlanjut nanti investasinya," kata Yohannes.
Rencananya, pabrik baru ini memiliki kapasitas terpasang 52.000 unit truk, dan ditargetkan berproduksi sebanyak 26.000 tahun ini. Dari jumlah itu, 20 persen di antaranya atau sekitar 6.000 unit truk bakal diekspor ke negara-negara berkembang. "Negara berkembangnya seperti Afrika Selatan, Amerika Latin, Eropa Timur, dan ASEAN," ujar Yohannes.
0 comments:
Post a Comment