Jakarta, CNN Indonesia -- PT Mandiri Sekuritas memprediksi inflasi pada Januari 2015 akan bertengger di level 0,24 persen, dan secara tahunan (year on year/YoY) melambat menjadi 7,5 persen dari level Desember 2014 sebesar 8,4 persen karena penurunan harga bahan bakar minyak (BBM).
Berdasarkan riset Mandiri Sekuritas yang diperoleh pada Jumat (30/1), perusahaan pelat merah tersebut memprediksi inflasi Januari akan mengalami kenaikan indeks harga konsumen (CPI) sebesar 0,24 persen secara bulanan (month on month/MoM), lebih rendah daripada rerata Januari 2010-2013 sebesar 0,7 persen.
“Faktor utama untuk inflasi yang melambat adalah harga BBM yang turun dua kali sepanjang Januari,” tulis analis Mandiri Sekuritas Aldian Taloputra dan Leo Rinaldy.
Pemerintah menurunkan harga BBM menjadi Rp 7.600 per liter pada awal Januari dan memangkas lagi menjadi Rp 6,600 per liter pada 19 Januari. Karena itu, rerata harga BBM pada Januari menjadi Rp 7.181 per liter vs Rp 8.500 per liter pada Desember.
“Faktor BBM diprediksi akan memangkas inflasi bulanan sebesar 0,4 ppt. Inflasi harga makanan juga melambat dan melunakkan tekanan inflasi ke depannya,” jelas mereka.
Mereka menyatakan inflasi inti diprediksi akan tetap stabil pada 4,9 persen YoY pada Januari (vs. 4,93 persen pada Desember, konsensus: 4,7 persen YoY). Sementara rupiah terdepresiasi 0,72 persen MoM dan harga emas naik 4,3 persen MoM, meskipun dampak keduanya dapat dinetralkan secara tidak langsung dari turunnya harga energi dan harga makanan seperti makanan dan rumah.
(gir/gir)
0 comments:
Post a Comment